Slot

trend hijab fashion dengan filter bokeh Japanese word di TikTok Indonesia Oktober 2025

Hijab Fashion Trend di TikTok Indonesia Oktober 2025: Filter Bokeh ala Jepang yang Bikin Penampilan Terlihat Tenang & Elegan


Bukan Sekadar Hijab—Tapi Suasana

Kalau kamu scroll TikTok Indonesia akhir-akhir ini—terutama di Oktober 2025—kamu mungkin sering berhenti di video seorang hijabers berjalan pelan di taman, kain jilbabnya berkibar lembut, latar belakangnya melebur jadi gradasi hijau dan cokelat yang blur sempurna. Tak ada musik keras, tak ada teks berkedip. Cuma suara angin, daun, dan tulisan kecil di pojok: “Nyaman itu pilihan.”

Ini bukan kebetulan.

Ini adalah perpaduan baru antara modest fashion dan estetika visual Jepang—di mana hijab bukan cuma soal menutup aurat, tapi juga soal menciptakan suasana: tenang, utuh, dan penuh makna.

Dan kuncinya? Filter bokeh ala Jepang—bukan sekadar efek blur, tapi bahasa visual yang mengatakan: “Aku ada, tapi tak perlu ribut.”

Artikel ini akan bongkar:

  • Kenapa tren ini meledak di Oktober 2025
  • Ciri khas hijab fashion versi “bokeh Jepang”
  • Siapa saja kreator yang memimpin gerakan ini
  • Cara kamu ikutan—tanpa kamera mahal

Karena di 2025, hijabers tak lagi berlomba jadi paling mencolok.
Mereka berlomba jadi paling nyaman dilihat.


Apa Itu “Bokeh” ala Jepang—dan Kenapa Cocok dengan Hijab?

Mari mulai dari dasar:

Bokeh (dibaca boh-keh) berasal dari kata Jepang boke (ボケ), yang berarti “kabur” atau “halus”. Tapi dalam fotografi dan sinematografi Jepang, bokeh bukan cuma latar belakang blur—tapi cara menghormati subjek utama dengan menghilangkan gangguan di sekitarnya.

Dalam konteks hijab fashion 2025, ini jadi metafora sempurna:

  • Hijab = fokus utama (tajam, jelas, bermakna)
  • Dunia luar = latar belakang (blur, tak mengganggu, tak perlu dipamerkan)

Hasilnya? Visual yang:

  • Minimalis, tapi tak hambar
  • Modest, tapi tak membosankan
  • Modern, tapi tetap tenang

Dan ini sangat cocok dengan generasi muda Muslim Indonesia yang ingin tampil stylish tanpa terlihat “berusaha terlalu keras”.


Ciri Khas Hijab Fashion Bokeh ala Jepang (Oktober 2025)

Tren ini punya ciri khas yang mudah dikenali—dan mudah ditiru:

1. Warna Netral & Earth Tone

Lupakan neon atau glitter. Warna dominan:

  • Krem, beige, taupe
  • Hijau sage, cokelat muda, abu-abu lembut
  • Hitam pekat (tapi dengan tekstur kain yang terlihat)

💡 Kenapa? Warna-warna ini menyatu dengan latar bokeh alami—daun, kayu, batu—tanpa “berteriak”.

2. Kain Flowy dengan Gerakan Alami

Bahan favorit:

  • Rayon jepang
  • Linen tipis
  • Sutra imitasi dengan jatuh lembut

Dalam video, kain sengaja dibiarkan berkibar pelan—derekam dengan slow motion—sementara latar diblur jadi sapuan warna.

3. Komposisi Visual ala Sinema Jepang

  • Subjek (hijabers) tidak selalu di tengah—sering di sisi kiri/kanan (rule of thirds)
  • Banyak ruang negatif (ma) di frame: langit kosong, dinding polos, jalan sepi
  • Tidak ada close-up wajah berlebihan—fokus pada siluet, postur, dan gerakan

4. Audio Minimalis

  • Suara alam: hujan, daun, gelombang laut
  • Musik instrumental piano atau shamisen (kecapi Jepang)
  • Atau bahkan tanpa suara sama sekali—hanya teks pendek yang muncul perlahan

5. Caption Filosofis, Bukan Promosi

Contoh caption viral:

“Hijabku bukan penghalang. Tapi cara aku bicara tanpa suara.”
“Tenang itu bukan diam. Tapi pilihan.”
“Yang sederhana, justru paling sulit ditiru.”


5 Kreator Hijab Indonesia yang Memimpin Tren Ini (Oktober 2025)

Mereka bukan sekadar influencer—tapi pencerita visual yang menggabungkan iman, estetika, dan budaya.

1. @nadinamaya

  • Gaya: Slow fashion + hijab earth tone
  • Ciri khas: Reels-nya sering menampilkan dirinya duduk di teras rumah Jawa, hijab krem melingkar lembut, latar belakang taman diblur jadi hijau pastel.
  • Follower: 387K (Instagram), 142K (TikTok)
  • Link: https://www.instagram.com/nadinamaya

2. @kenzafitriani

  • Gaya: Hijab wellness + spiritual minimalism
  • Ciri khas: Video pagi hari di Ubud—berjalan di sawah dengan hijab abu-abu, latar gunung diblur, suara hanya burung dan napas.
  • Follower: 298K (Instagram), 98K (TikTok)
  • Link: https://www.tiktok.com/@kenzafitriani

3. @saraswaticraft

  • Gaya: Hijab dengan sentuhan kerajinan lokal
  • Ciri khas: Memadukan hijab tenun NTT dengan latar bokeh di studio kayu—fokus pada tekstur kain dan tangan yang merapikan selendang.
  • Follower: 156K (Instagram)
  • Link: https://www.instagram.com/saraswaticraft

4. @hijabquiet (akun baru, tapi viral)

  • Gaya: Pure Japanese bokeh meets modesty
  • Ciri khas: Tidak pernah tunjukkan wajah. Hanya siluet hijabers di stasiun Kyoto (stock footage) atau jalan Jakarta pagi, dengan hijab hitam dan tas anyaman.
  • Follower: 63K (TikTok, dalam 3 bulan!)
  • Link: https://www.tiktok.com/@hijabquiet

5. @ryandarmawan

  • Gaya: Fotografer yang sering kolab dengan hijabers
  • Ciri khas: Membuat konten “behind the scene” cara bikin efek bokeh alami—dengan tips teknis untuk pemula.
  • Follower: 212K (Instagram)
  • Link: https://www.instagram.com/ryandarmawan

Cara Bikin Konten Hijab Bokeh Sendiri (Modal HP & Rp0)

Kamu tidak butuh kamera DSLR atau pergi ke Jepang. Cukup ikuti langkah ini:

✅ Langkah 1: Pilih Waktu & Tempat yang Tepat

  • Waktu: Pagi jam 7–9 atau sore jam 3–5 (cahaya lembut = bokeh alami)
  • Tempat: Taman kota, gang sepi, teras rumah, atau bahkan depan dinding berlumut

✅ Langkah 2: Atur Kostum & Pose

  • Pakai hijab warna netral (krem, abu-abu, cokelat muda)
  • Hindari aksesori berlebihan—biar fokus pada bentuk dan gerakan
  • Pose: jalan pelan, duduk memandang jauh, atau tangan memegang ujung jilbab

✅ Langkah 3: Rekam Pakai Mode Portrait

  • Di HP: aktifkan Portrait Mode atau Video Bokeh (ada di iPhone & kebanyakan Android 2023+)
  • Jarak ke latar belakang: minimal 2 meter
  • Gerakan perlahan—bokeh pecah kalau gerakan terlalu cepat

✅ Langkah 4: Edit dengan Filosofi “Less is More”

  • Aplikasi: CapCut atau VN Editor
  • Edit yang disarankan:
  • Kurangi saturasi 10%
  • Tambahkan “Tilt-Shift Blur” (intensitas 30–40%)
  • Gunakan font minimalis (misal: Helvetica, Nunito)
  • Musik: cari “Japanese ambient” atau “calm piano” di TikTok sound

🎥 Contoh nyata: @hijabquiet bikin video 12 detik: hijab hitam, berjalan di gang Jakarta pagi, latar motor & warung diblur jadi abstraksi cokelat. Caption: “Di tengah riuh, aku memilih diam.” → 450K views dalam 2 hari.


Kenapa Tren Ini Meledak di Oktober 2025?

Beberapa faktor budaya dan teknologi berpadu sempurna:

  1. Kejenuhan terhadap konten “over-produced”
    Setelah bertahun-tahun hijab fashion diisi dengan makeup bold, latar glitter, dan musik EDM, generasi muda kini cari keaslian.
  2. Pengaruh sinema & sastra Jepang
    Film seperti Shoplifters atau Tokyo Story, serta buku Haruki Murakami, menginspirasi estetika “kesedihan yang indah”—yang cocok dengan nilai kesederhanaan dalam Islam.
  3. Algoritma TikTok 2025 lebih suka “watch time”
    Video slow, tenang, dan atmosferik ditonton sampai habis—jadi lebih sering direkomendasikan.
  4. Gerakan “slow modesty”
    Bukan cuma soal berpakaian, tapi soal hidup dengan niat—dan visual bokeh mencerminkan itu.

Yang Perlu Dihindari: Jangan Sampai Bokeh Jadi Kosmetik Kosong

Estetika ini indah—tapi bisa jadi dangkal kalau cuma jadi “filter tanpa makna”.

Hindari:

  • Pakai bokeh hanya biar kelihatan “aesthetic”, tapi kontennya tetap promosi keras
  • Menjiplak gaya Jepang tanpa memahami filosofinya (misal: pakai kimono + hijab = cultural mismatch)
  • Lupa nilai inti: hijab itu ibadah, bukan sekadar konten

Sebaliknya, tanyakan pada diri sendiri:

“Apa perasaan yang ingin aku sampaikan lewat video ini?”
Kalau jawabannya “tenang”, “percaya diri”, atau “damai”—kamu di jalur yang benar.


Akun Inspirasi: Siapa Lagi yang Harus Kamu Follow?

Selain yang sudah disebut, ini akun global & lokal yang membentuk selera visualmu:

  1. @tokyo_lens (X/Twitter)
    https://twitter.com/tokyo_lens
    210K followers
    Arsip foto jalan-jalan ala Jepang—latar blur, komposisi tenang. Cocok untuk moodboard.
  2. @modest.mood (Instagram)
    https://www.instagram.com/modest.mood
    89K followers
    Kurasi global hijab fashion dengan estetika minimalis—banyak pakai bokeh alami.
  3. @visualpoetics.id (Instagram)
    https://www.instagram.com/visualpoetics.id
    94K followers
    Mengajarkan visual storytelling untuk UMKM & kreator Muslim—termasuk teknik bokeh.

FAQ: Hijab, Bokeh, dan TikTok (Oktober 2025)

Q: Apa itu filter bokeh ala Jepang di TikTok?
A: Bukan filter siap pakai, tapi teknik rekam & edit yang meniru estetika visual Jepang: latar belakang blur lembut, fokus pada subjek, dan nuansa tenang.

Q: Bisa pakai HP biasa?
A: Bisa. Hampir semua HP keluaran 2022–2025 punya mode portrait/video bokeh yang cukup baik.

Q: Warna hijab apa yang paling cocok dengan gaya ini?
A: Warna netral: krem, beige, abu-abu, cokelat muda, hijau sage, atau hitam pekat dengan tekstur.

Q: Apakah harus ke Jepang untuk bikin konten seperti ini?
A: Tidak. Banyak spot di Indonesia (taman kota, gang tua, sawah, pantai sepi) yang bisa jadi latar bokeh alami.

Q: Musik apa yang direkomendasikan?
A: Cari di TikTok: “Japanese ambient”, “calm piano no copyright”, atau “nature sounds Indonesia”.

Q: Bolehkah tidak tunjukkan wajah?
A: Boleh—bahkan banyak kreator justru lebih kuat karena fokus pada siluet, gerakan, dan suasana.

Q: Apakah ini sesuai dengan nilai Islam?
A: Ya, selama niatnya baik: menampilkan hijab sebagai bagian dari identitas yang tenang, bukan untuk pamer atau riya.

Q: Kapan waktu terbaik rekam konten bokeh?
A: Pagi jam 7–9 atau sore jam 3–5, saat cahaya matahari lembut dan tidak terlalu terik.


Penutup: Hijabmu Bukan Cuma Kain—Tapi Cerita yang Layak Diceritakan dengan Lembut

Di tengah dunia yang terus berteriak, ada kekuatan luar biasa dalam diam yang terlihat.

Tren hijab fashion dengan filter bokeh ala Jepang di Oktober 2025 bukan soal mengikuti Jepang—tapi soal menemukan bahasa visual baru untuk nilai lama: kesederhanaan, ketenangan, dan keindahan yang tak perlu dijelaskan.

Karena kadang, yang paling mengena bukan yang paling terang.
Tapi yang paling nyaman dilihat—dan dirasakan.

Jadi, ambil HP-mu. Pakai hijab yang kamu cintai.
Rekam pelan-pelan.
Biarkan latar kabur.
Dan biarkan dirimu—dalam diam—berbicara paling lantang.

.lwrp.link-whisper-related-posts{

margin-top: 40px;
margin-bottom: 30px;
}
.lwrp .lwrp-title{

}
.lwrp .lwrp-description{

}
.lwrp .lwrp-list-container{
}
.lwrp .lwrp-list-multi-container{
display: flex;
}
.lwrp .lwrp-list-double{
width: 48%;
}
.lwrp .lwrp-list-triple{
width: 32%;
}
.lwrp .lwrp-list-row-container{
display: flex;
justify-content: space-between;
}
.lwrp .lwrp-list-row-container .lwrp-list-item{
width: calc(25% – 20px);
}
.lwrp .lwrp-list-item:not(.lwrp-no-posts-message-item){

}
.lwrp .lwrp-list-item img{
max-width: 100%;
height: auto;
}
.lwrp .lwrp-list-item.lwrp-empty-list-item{
background: initial !important;
}
.lwrp .lwrp-list-item .lwrp-list-link .lwrp-list-link-title-text,
.lwrp .lwrp-list-item .lwrp-list-no-posts-message{

}
@media screen and (max-width: 480px) {
.lwrp.link-whisper-related-posts{

}
.lwrp .lwrp-title{

}
.lwrp .lwrp-description{

}
.lwrp .lwrp-list-multi-container{
flex-direction: column;
}
.lwrp .lwrp-list-multi-container ul.lwrp-list{
margin-top: 0px;
margin-bottom: 0px;
padding-top: 0px;
padding-bottom: 0px;
}
.lwrp .lwrp-list-double,
.lwrp .lwrp-list-triple{
width: 100%;
}
.lwrp .lwrp-list-row-container{
justify-content: initial;
flex-direction: column;
}
.lwrp .lwrp-list-row-container .lwrp-list-item{
width: 100%;
}
.lwrp .lwrp-list-item:not(.lwrp-no-posts-message-item){

}
.lwrp .lwrp-list-item .lwrp-list-link .lwrp-list-link-title-text,
.lwrp .lwrp-list-item .lwrp-list-no-posts-message{

}
}

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button